Sepi Sendiri

Semakin beranjak dewasa, sunyi adalah teman terbaik yang selalu menemani hari-hariku. Entah sampai kapan kesunyian ini berakhir. Apa aku punya kesempatan untuk menikmati hidup kembali? Atau aku rasa aku hanya belum bisa menyadari apa yang membuatku bahagia.

Aku mulai khawatir perihal karier dan jodohku. Saat teman-temanku sudah berkeluarga dan memiliki karier yang bagus, aku di sini masih memikirkan jumlah semut yang ada di rumahku. Haha konyol sekali bukan. Semut saja mempunyai banyak teman, sedangkan aku hanya sendirian. Sungguh menyedihkan.

Mengenai jodoh pun aku bingung bagaimana kami akan bertemu. Apakah di sebuah pesta? Lalu, sepatuku tidak sengaja terlepas satu dan dia datang untuk mengembalikan sepatuku, lalu kami saling cinta dan menikah. Kami pun hidup bahagia. Tamat. Oh tidak semudah itu kawan-kawanku.

Walaupun di masa sekarang gampang mencari jodoh hanya bermodalkan HP. Tapi, di dunia tipu-tipu ini kita harus banyak waspada ya. Masih banyak orang-orang menyalahgunakan sosial media untuk kesenangan pribadinya saja.

Ada yang foto profilnya berseragam tentara, eh ternyata hanya pengangguran yang ingin memanfaatkan uang kamu. Ada juga yang sang*an, selalu minta pap yang aneh-aneh, kamu dimanfaatkan hanya untuk memuaskan hawa nafsunya saja, jangan terbodohi yaa, itu bukan cinta.

Ada yang hanya memanfaatkan perasaanmu, chat setiap hari, selalu dikasih perhatian, tapi kalau dia bosan langsung pergi gitu saja. Huft. Ya begitulah dunia. Seakan-akan sendiri itu lebih baik.

Sampai aku berpikir, apa fungsinya aku di dunia ini? Aku dilahirkan di dunia hanya untuk pajangan kah? Tak seorang pun yang tahu keberadaanku, aku sedang apa. Lagi sibuk apa? Kabarku bagaimana? Tidak seorang pun yang peduli.

Bahkan, sampai orang tuaku saja tidak peduli aku mendapat juara 1 lomba makan krupuk saat 17 Agustus kemarin. Hehe, jangan serius-serius gitu dong bacanya. Biar nggak tegang aja ya, sudah jomblo tapi banyak pikiran.

Aku mulai mencari apa tujuan hidupku di dunia. Apakah aku ingin uang yang berlimpah? Jalan-jalan ke luar negeri? Mempunyai rumah dilapisi emas? Menjadi super hero? Mempunyai pasangan yang penyayang?

Atau mengejar pendidikan sampai bergelar profesor? Aku terus merenung apa sebenarnya tujuanku ada di dunia. Sampai akhirnya aku menemukan titik terang dari keresahanku mengenai rasa sepiku ini, yaitu tidur.